Seluruh dunia, baik itu pemerintahan atau lembaga-lembaga AIDS, melakukan berbagai cara untuk memerangi penyebaran AIDS, terutama di kawasan Afrika, yang memiliki kasus AIDS terbesar di dunia.
Para ahli medis dan farmasi juga tak kalah giat untuk menemukan obat penangkal atau paling tidak memperlambat virus HIV menggerogoti sistem kekebalan tubuh manusia. Namun sejauh ini belum ada obat yang mampu mematikan virus ganas itu pada mereka yang terinfeksi.
Namun, selain berbagai upaya dan pengobatan, ada satu cara yang dinilai cukup efektif untuk mencegah penyebaran AIDS, yaitu khitan atau lebih kondang dengan istilah sunat terhadap kaum Adam.
Bagi sebagian bangsa, terutama yang beragama Islam, khitan telah lama diterapkan, bahkan diwajibkan, karena hal itu penting bagi kesehatan, terutama kesehatan alat reproduksi.
Sebuah studi, yang hasilnya dipresentasikan dalam kongres tahunan ketiga International Aids Society di Rio de Janeiro, Brasil, Selasa (26/7), menyebutkan bahwa kebiasaan khitan pada kaum lelaki mampu mengurangi risiko penularan AIDS selama melakukan hubungan seks.
Selain itu khitan juga bisa menjadi alat atau cara yang sangat berguna bagi program pencegahan AIDS, begitu hasil studi tersebut.
Menurut Bertrand Auvert dari National Agency for AIDS Research, Prancis, sejumlah studi yang dilakukan di Afrika antara 2002 dan 2005 menyebutkan bahwa pria yang sudah dikhitan memiliki risiko lebih rendah tertular virus HIV.
Penyebaran HIV intensitasnya rendah di negara-negara yang secara tradisional melakukan khitan, dibandingkan dengan negara-negara di Afrika dan sebagian Asia Tenggara,” kata Auvert.
Studi itu dilakukan terhadap 3.000 pria berusia antara 18 hingga 24 tahun di kawasan Subsahara Afrika, sebuah kawasan dengan kasus AIDS tertinggi di dunia.
Auvert mengatakan penis yang tidak dikhitan lebih mudah menyebarkan virus HIV terhadap pasangannya, karena bagian kulit di ujung penis (kulup) yang lembab dan basah itu menjadi tempat yang cocok bagi virus HIV hidup dan bereproduksi.
Ia juga mengatakan bahwa kulup yang basah itu juga berpotensi membantu penularan berbagai penyakit seksual lainnya.
Namun program AIDS PBB dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa hasil studi tersebut bukan konklusif dan masih akan dilakukannya lebih banyak studi untuk lebih memastikan apakah khitan adalah benar-benar cara efektif mencegah penularan HIV/AIDS.
No comments:
Post a Comment