Satu dari empat pria diidentifikasi mengalami persoalan dengan masalah ejakulisai dini, demikian hasil survei di Kanada. Berita baik adalah ejakulasi dini ini tidak menimbulkan dampak besar terhadap fungsi kelaki-lakian, demikian penelitian tersebut.
"Pria dengan masalah ejakulasi dini, menganggap masalah ini berdampak kecil terhadap rasa percaya diri mereka, hubungan seksual, maupun hubungan romantis," ujar Guy Grenier dan E. Sandra Byers dari University of New Brunswick, Kanada, seperti yang dilaporkan dalam The Journal of Sex Research.
"Lebih jauh, hanya sedikit pria menghindari atau mengurangi hubungan seksual karena masalah ejakulasi dini ini," ujar mereka.
Dalam penelitian ini, Grenier dan Byers mengevaluasi dan mengajukan pertanyaan terhadap 260 pria mengenai ejakulasi dini dan perilaku seksual mereka serta fungsinya secara umum. Sebagian besar (82%) sudah menikah atau tinggal dengan partner mereka. Umur pria ini antara 23 hingga 78 tahun dan dilaporkan melakukan hubungan seksual rata-rata enam kali dalam empat minggu.
Rata-rata waktu yang dibutuhkan mulai dari awal hubungan seks hingga ejakulasi adalah delapan menit.
Para responden mengatakan ejakulasi muncul lebih cepat dari pada yang diharapkan sebesar sepertiga kali dari yang diinginkan dan saat melakukan hubungan, mereka secara khusus mencoba untuk menunda terjadinya ejakulasi.
Grenier dan Byers mencatat bahwa ada beberapa defenisi yang berbeda mengenai ejakulasi dini atau prematur ini. Tapi secara umum waktu yang ditempuh hingga ejakulasu dan seberapa besar pria tersebut bisa menunda ejakulasi pertamanya adalah dua hal yang harus dipertimbangkan.
Semakin cepat terjadi ejakulasi pertama dan kurangnya penguasaan pria terhadap ejakulasi, pria tersebut cenderung akan mengganggap itu adalah ejakulasi dini.
Dalam penelitian ini, ketika pria tersebut diberi kesempatan mengidentifikasikan mereka, 24% melaporkan mereka menghadapi kesulitan terhadap ejakulasi prematur.
Sementara itu pria yang mengalami masalah dengan ejakulasi dini mengatakan kegiatan seksual mereka "rata-rata" kurang dari empat kali dalam empat minggu. Dan mereka mencoba mencari bantuan dari buku-buku atau dokter.
"Itu mungkin yang menyebabkan relatif hanya sedikit pria yang mengalami tekanan emosi atau hubungan yang berkaitan dengan masalah seksual atau mengalami masalah besar terhadap fungsi seksual mereka, mau mencari bantuan dari profesional," ujar Grenier dan Byers.
Karena itu, menurut mereka, informasi dari orang-orang yang meminta bantuan para profesional mungkin tidak bisa diterapkan secara umum kepada pria lainnya.
"Pria dengan masalah ejakulasi dini, menganggap masalah ini berdampak kecil terhadap rasa percaya diri mereka, hubungan seksual, maupun hubungan romantis," ujar Guy Grenier dan E. Sandra Byers dari University of New Brunswick, Kanada, seperti yang dilaporkan dalam The Journal of Sex Research.
"Lebih jauh, hanya sedikit pria menghindari atau mengurangi hubungan seksual karena masalah ejakulasi dini ini," ujar mereka.
Dalam penelitian ini, Grenier dan Byers mengevaluasi dan mengajukan pertanyaan terhadap 260 pria mengenai ejakulasi dini dan perilaku seksual mereka serta fungsinya secara umum. Sebagian besar (82%) sudah menikah atau tinggal dengan partner mereka. Umur pria ini antara 23 hingga 78 tahun dan dilaporkan melakukan hubungan seksual rata-rata enam kali dalam empat minggu.
Rata-rata waktu yang dibutuhkan mulai dari awal hubungan seks hingga ejakulasi adalah delapan menit.
Para responden mengatakan ejakulasi muncul lebih cepat dari pada yang diharapkan sebesar sepertiga kali dari yang diinginkan dan saat melakukan hubungan, mereka secara khusus mencoba untuk menunda terjadinya ejakulasi.
Grenier dan Byers mencatat bahwa ada beberapa defenisi yang berbeda mengenai ejakulasi dini atau prematur ini. Tapi secara umum waktu yang ditempuh hingga ejakulasu dan seberapa besar pria tersebut bisa menunda ejakulasi pertamanya adalah dua hal yang harus dipertimbangkan.
Semakin cepat terjadi ejakulasi pertama dan kurangnya penguasaan pria terhadap ejakulasi, pria tersebut cenderung akan mengganggap itu adalah ejakulasi dini.
Dalam penelitian ini, ketika pria tersebut diberi kesempatan mengidentifikasikan mereka, 24% melaporkan mereka menghadapi kesulitan terhadap ejakulasi prematur.
Sementara itu pria yang mengalami masalah dengan ejakulasi dini mengatakan kegiatan seksual mereka "rata-rata" kurang dari empat kali dalam empat minggu. Dan mereka mencoba mencari bantuan dari buku-buku atau dokter.
"Itu mungkin yang menyebabkan relatif hanya sedikit pria yang mengalami tekanan emosi atau hubungan yang berkaitan dengan masalah seksual atau mengalami masalah besar terhadap fungsi seksual mereka, mau mencari bantuan dari profesional," ujar Grenier dan Byers.
Karena itu, menurut mereka, informasi dari orang-orang yang meminta bantuan para profesional mungkin tidak bisa diterapkan secara umum kepada pria lainnya.
No comments:
Post a Comment