Mungkin Anda sudah bisa merangkai kuncinya, seperti kepercayaan, saling menghormati satu sama lain, dan perasaan kebersamaan yang kuat dalam menjalin hubungan perkawinan. Namun, selain itu, masih ada lagi beberapa hal yang perlu dilakukan. Ingin tahu?
1. Terlihat Begitu Mesra
Anda mungkin merasa kemesraan adalah hal yang paling menggelikan, sebab Anda telah menjalani hidup lebih dari dua tahun dengan pasangan Anda. Tapi jangan salah, kemesraan yang masih tetap terjalin, sebenarnya merupakan suatu tanda bahwa hubungan Anda berdua masih dalam taraf sehat. Memanggil pasangan dengan nama panggilan saat kecil atau nama anak yang ingin Anda dapatkan, adalah salah satu pertanda hubungan yang aman dan sportif.
Lagi pula, saat waktu kita begitu penuh dengan berbagai urusan baik pekerjaan maupun anak-anak, Nama panggilan akan membantu kita untuk sedikit santai, membangkitkan kembali sisi manja dan juga kekanak-kanakan kita. Di samping itu, biasanya keduanya pun akan menjadi semakin dekat satu sama lain. Mengembalikan keintiman, juga bisa dilakukan dengan menggunakan "nada suara spesial", menceritakan berbagai "silly inside jokes" atau dengan memberikan nama panggilan pada bagian-bagian tubuh tertentu si dia.
2. Melakukan Ssgala Sesuatu Bersama
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para pakar sex dan keluarga, ada baiknya pasangan mulai menyisihkan waktu untuk dapat bersama. "Investasi" hubungan ini, akan menyediakan keintiman yang lebih santai dan akan memperkuat hubungan antara dua manusia. Jadi, meskipun saat ini waktu Anda masih sangat padat, cobalah menyempatkan waktu untuk 'bermain' bersamanya. Dan, lakukan apa saja yang Anda bisa untuk menghindari terjadinya pertentangan. Sesekali, titipkan si kecil bersama pengasuh dan matikan handphone Anda. Anda berdua tidak harus melakukan sesuatu yang khusus, hanya dengan nonton film 'kenangan' berdua di rumah bisa merekatkan hubungan Anda berdua.
3. Pada Saat-Saat Berat, Tidak Mengandalkan Orangtua
Hal pertama yang banyak menyebabkan para pasangan muda berpisah, adalah adanya campur tangan keluarga - terutama orangtua. Tapi, bukan berarti Anda melepaskan tali silaturahmi dengan mereka. Namun jika ada permasalahan dalam keluarga Anda, misalnya masalah anak, pasangan dipindah kerjakan, atau pun berita baik seperti positif hamil anak kedua atau mendapatkan kenaikan gaji, ada baiknya bicarakan terlebih dahulu pada pasangan, sebelum memberitahukannya pada orangtua.
4. Tetap Berhubungan dengan Orangtua
Poin ini sifatnya tidak kontradiktif dengan poin ke-3 di atas. Anda dapat tetap berhubungan dengan orangtua Anda setiap hari dan tetap mempertahankan kedekatan dengan mereka dan juga kedekatan dengan pasangan Anda. Tetap menghubungi orangtua dan kerabat lainnya dapat meningkatkan keindahan pernikahan Anda, karena Anda juga dapat perasaan terikat dengan keluarga Anda. Hal ini akan menciptakan perasaan positif, terutama saat Anda melakukan kegiatan keluarga bersama-sama, sehingga Anda bisa membagi sebagian hidup Anda dengan keluarga yang lainnya.
5. Tidak Menghitung Untung-Rugi
Bukan rahasia lagi bila kebanyakan istri lebih banyak melakukan pekerjaan rumah dan mengasuh anak dari pada suami. Bahkan, pekerjaan mencuci piring, pakaian dan merapikan rumah pun tetap diemban, meskipun sang istri juga bekerja di luar rumah. Umumnya, masalah-masalah seperti inilah yang akan banyak 'meramaikan' hubungan keluarga. Kebanyakan pasangan berpikir kalau mereka harus membagi kewajiban keluarga secara fifty-fifty.
Tapi pada kenyataannya, sebenarnya mereka harus saling membagi secara 150% terhadap pasangan. Dalam sebuah hubungan yang baik, pasangan harus melakukan apa yang bisa mereka lakukan. Mereka tidak boleh berhitung untung atau rugi pada satu sama lain, dan mereka harus saling menghormati jika memang pasangan lebih banyak memberi dengan tugas yang berbeda dari Anda.
6. Berselisih Secara Konstruktif
Cara pasangan menyelesaikan konflik merupakan faktor penentu apakah hubungan mereka akan langgeng atau tidak. Pasangan yang bahagia, biasanya akan mampu menggunakan adu argumentasi yang konstruktif.
Dalam sebuah perkawinan yang kokoh, lanjutnya, pasangan harus mampu mengontrol ketidaksetujuannya dengan menetapkan aturan-aturan yang baku. Misalnya, mereka harus sama-sama mencari alternatif jalan keluar dari konflik tersebut dan melanjutkannya sebagai sebuah diskusi, teritu saja semua harus dilakukan dengan kepala dingin.
Mereka harus berusaha mendengarkan apa yang ingin pasangannya katakan dan tidak langsung mencoba memutuskan jalan keluarnya sebelum mereka mendengar alasan masing-masing. Sebesar apapun kemarahan mereka, mereka tidak saling mengejek atau menghina, karena inilah dapat meretakkan sebuah hubungan.
7. Saling Memberi Hadiah
Pasangan yang saling terikat begitu dalam, umumnya kerap memberikan sesuatu pada pasangannya, atau menulis sebuah pesan di kertas kecil. Hadiah yang diberikan tidak perlu berupa sesuatu yang berharga mahal. Anda bisa memberikan kejutan pasangan dengan menyiapkan candlelight dinner sederhana, hanya untuk menunjukkan rasa cinta Anda padanya.
8. Tidak Pernah Kehilangan Selera Humor
Humor, dari hasil penelitian beberapa psikoterapis adalah 'perekat' yang bisa mempererat kedekatan pasangan. Bila pasangan sudah tidak pernah lagi tertawa bersama, Itu tandanya jiwa kebersamaan telah hilang dari perkawinan mereka dan mereka akan menghadapi berbagai masalah. Ada satu hal yang dipantangkan para pakar sex dan keluarga yaitu, Jangan pernah menganggap lucu atau menyindir kelemahan pasangan, karena itu sangat tidak adil.
9. Menghadapi Hidup "Baik atau pun Buruk" Secara Serius
Beberapa pasangan mampu menghadapi masalah-masalah serius dalam rumah tangga mereka bersama-sama, misalnya salah seorang dari mereka mengalami kecelakaan atau penyakit serius. Kalimat "Kenapa itu harus terjadi?" saat sang suami harus kehilangan pekerjaannya tidak akan keluar dari mulut mereka.
Pasangan yang menghadapi segala rintangan bersama-sama dan tidak pernah berniat melakukan sesuatu yang membuat pasangannya semakin menderita, akan menjadi pasangan yang bertahan lama dan mampu melewati segala krisis. Seseorang akan merasa aman dan nyaman dalam sebuah perkawinan yang baik. Masing-masing pasangan telah mempunyai perasaan "Aku bisa mengandalkannya, hidupku akan baik-baik saja."
Sumber: Astaga.com
No comments:
Post a Comment